bertani.co.id – Ikan botia berasal dari Sumatra dan Kalimantan. Ikan ini tidak hanya terdapat di Indonesia tetapi juga di luar negeri karena warnanya adalah kombinasi kuning, hitam dan merah. Di habitat aslinya, Botia hidup di air yang mengalir di sungai. Untuk pemeliharaan di akuarium, oleh karena itu sering direkomendasikan untuk dilengkapi dengan arus buatan.
Botia toleran terhadap berbagai parameter air. Di habitatnya, mereka hidup dalam interval pH 6-7.5, kekerasan 8-12 dH dan suhu 24-26 ° C. Botia adalah ikan berumur panjang yang diyakini berusia puluhan tahun. Botia telah dilaporkan hidup di akuarium selama 20 tahun. Panjangnya bisa mencapai 30-40 cm. Namun, dalam akuarium, lingkungan jarang mencapai potensi panjangnya.
Disarankan untuk menjaga botia dalam kelompok 5-6 atau lebih karena ikan ini termasuk ikan yang hidup dalam koloni. Mereka berenang berkelompok di sekitar akuarium dan bercampur satu sama lain, menggosok tubuh mereka satu sama lain dengan sirip tegak sehingga mereka dapat menawarkan pemandangan yang sangat menarik bagi para penjaga kebun binatang mereka.
Perilaku lain yang menarik adalah di satu sisi tubuh. Hal ini sering menyebabkan kesalahpahaman bagi pemilik hewan, karena diasumsikan bahwa ikan tersebut sakit atau mati. Perilaku ini merupakan perilaku normal ikan botia. Agar Botia terasa seperti di rumah, Anda memiliki banyak tempat persembunyian di akuarium. Tempat persembunyian ini bisa dalam bentuk tanaman, potongan paralic, atau dekorasi lainnya yang sesuai, tetapi jangan lupa untuk menyediakan ruang yang cukup untuk berenang.
Juga menyediakan substrat “lunak”, karena mereka sering mencari makanan di substrat dengan mulut sebagai ikan dasar. Botia dapat menelan berbagai jenis makanan, seperti artemia, cacing darah, daging udang, daging ikan, jantung sapi, dan bahkan kacang polong rebus.
Botia senang ketika diberi makan dalam jumlah kecil, tetapi sering (beberapa kali sehari). Botia diketahui rentan terhadap penyakit. Karena itu, hindari semua jenis kondisi lingkungan yang dapat memicu wabah keracunan atau keracunan.
Seleksi Induk
Dalam botia pemijahan buatan, ikan induk masih diperoleh dari alam. Setelah orang tua dikeluarkan dari alam, induk Botia ditempatkan dalam wadah pemeliharaan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Proses penyesuaian induk botia sampai matang gonad adalah sekitar 8-10 bulan. Induk gonad dewasa ditandai oleh perut berlemak dari induk betina, yang beratnya> 80 gram, sedangkan induk jantan memiliki berat> 40 gram, perut langsing dan cairan sperma yang jernih setelah distribusi.
Rangsangan Pemijahan
Stimulasi ovulasi atau pembentukan sperma pada orang tua gonad dewasa terjadi dengan stimulasi, yaitu dengan injeksi hormon gonadotropin. Biasanya, hormon, yang sering digunakan untuk merangsang pemijahan, adalah “ovaprim”. Ovaprim adalah hormon dari GNRH dan domperidone. Dosis yang digunakan untuk injeksi adalah 1 ml / kg berat induk. Suntikan biasanya dilakukan dua kali. Suntikan pertama ditujukan untuk mematangkan telur dengan dosis 0,4 ml / kg. Sedangkan injeksi kedua bertujuan pada proses pemijahan dengan dosis 0,6 ml / kg.
Stripping
Stripping menghilangkan telur dan sperma dari induk betina dan jantan dengan mengurutkan bagian genetik induknya. Sebelum menelanjangi orang tua, anestesi dilakukan dengan MS22 (fenoksietanol) dalam dosis 0,3 ml / l air. Setelah pengupasan, telur dan sperma ditempatkan dalam wadah terpisah. Sperma biasanya diencerkan dengan larutan fisiologis (rasio 1: 3).
Pembuahan
Botia dibuahi secara artifisial dengan mencampur telur dan sperma. Setelah telur dan sperma tercampur, air ditambahkan untuk mengaktifkan sperma dan aduk perlahan dengan bulu ayam. Telur-telur tersebut kemudian ditempatkan di palka selama 15 hingga 26 jam pada suhu 26 hingga 270 ° C.
Pemanenan Larva
Larva dipanen setelah telur menetas atau setelah 15-26 inkubasi. Larva yang baru menetas tidak dipindahkan langsung ke akuarium, karena larva botia sangat sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan. Setelah 4 hari di palka dan ketika larva bisa makan artemia, larva botia baru dapat dibawa ke tangki pemeliharaan larva atau akuarium.
Pemeliharaan Larva
Larva botia dirawat di akuarium dengan kepadatan populasi 5 individu / liter. Pada larva berumur 4 hari, larva diberi makan dengan aetrmia sampai larva berumur 13 hari. Larva kemudian diberi makan cacing darah sampai panen.
Demikian sedikit pembahasan mengenai Cara Budidaya Ikan Botia semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare 🙂
Baca juga artikel lainnya tentang: