Budidaya Ikan Gurame -Ikan gurame merupakan ikan air tawar. Sangat menyenangi perairan tenang (tidak berarus deras), dalam dan jernih dan banyak memiliki tumbuh-tumbuhan seperti danau, rawa-rawa atau sungai.
Ikan gurame dapat tumbuh dengan baik pada kondisi air yang memiliki suhu antara 24°C-28°C dengan pH air antara 6,5 sampai 7,8.
Ikan gurame mempunyai alat pernafasan tambahan berupa labirinthyci, sehingga mampu hidup meskipun pada air yang rendah kadar oksigennya.
Alat pernapasan tambahan ini memudahkan kita memelihara ikan gurame meskipun pada kolam yang tidak mendapat aliran air secara terus-menerus. Dengan catatan bahwa air kolam harus tetap dijaga dan diperhatikan kebersihannya.
Larva ikan gurame mempunyai jasad renik berupa rotifer dan infusaria, setelah berumur beberapa hari benih-benih ikan gurame maka larva insect, crustacean dan zooplankton setelah beberapa bulan baru memilih tumbuhan air yang lunak. Ikan gurame dewasa memakan tumbuh-tumbuhan air, daun lamtoro.
Cara Budidaya Ikan Gurame
Jika dilihat dari peluang usaha, membudidayakan ikan gurame cukup menggiurkan. Nah bagi kalian yang penasaran yang ingin melakukan budidaya ikan gurame bisa melakukan langkah-langkah yang akan admin berikan.
Wadah Budidaya
Wadah untuk budidaya induk ikan gurame berupa kolam semen berukuran 25x10x1 m dengan ketinggian air 90 cm. Wadah kolam semen digunakan untuk pemeliharaan induk, pemijahan, sarang telur, dan pembesaran.
kolam semen, drum, dan ijuk. Cara kerjanya: kolam semen digunakan untuk meletakkan induk gurame, drum dan ijuk digunakan untuk wadah/sarang telur yang diletakkan di pinggir kolam, dan para digunakan untuk wadah ijuk yang diletakkan di tengah kolam.
Pemeliharaan Induk
Induk ikan gurame harus dipelihara dengan sebaik mungkin dengan memperhatikan kualitas air yang baik. Induk dipelihara di kolam semen berukuran 25x10x1 m dengan ketinggian air 80-90 cm.
Induk ikan gurame diberi pakan pelet dan daun sente/talas agar induk cepat matang gonad dan telur yang dihasilkan bagus.
Induk ikan gurame sebaiknya diberi pakan daun talas/sente supaya pertumbuhannya baik, pelet diberikan kepada induk gurame hanya untuk pakan tambahan jika daun talesnya tidak ada.
Seleksi Induk
Keberhasilan usaha pembesaran sangat tergantung pada kondisi awal benih. Benih yang berkualitas baik dapat dihasilkan melalui beberapa faktor dan persyaratan dapat yang terpenuhi, sebagai salah satunya adalah kondisi induk yang sehat.
Gurame yang digunakan sebagai induk berumur kurang lebih 3-4 tahun untuk jantan dengan berat 3-3,5 kg/ekor dan 3 tahun untuk betina dengan berat 2,5-3 kg/ekor. Perbedaan jantan dan betina antara lain adalah:
Induk jantan :
- Dahi menonjol.
- Sirip dada terang.
- Dagu berwarna kuning dan lebih monyong atau tebal.
- Jika kelamin ditekan perlahan akan mengeluarkan sperma.
- Jika ditaruh ditempat datar, ekornya akan melengkung keatas.
Induk betina :
- Dahi datar.
- Sirip dada gelap kehitaman.
- Dagu berwarna putih kecoklatan dan tidak tebal.
- Jika kelamin ditekan tidak mengeluarkan apa-apa.
- Jika ditaruh ditempat datar, ekornya akan bergerak-gerak.
Selain ciri-ciri diatas, ciri-ciri fisik induk betina yang siap dipijahkan adalah perutnya tampak buncit, bagian perut membesar kearah belakang, terasa lembek jika diraba, lubang duburnya berwarna putih kemerahan, warna tubuhnya terang, sisiknya rapih dan tidak ada yang hilang atau rusak.
Sedangkan induk jantan yang siap dipijahkan memiliki badan yang lebih besar, warna tubuhnya gelap bentuk perutnya lancip kearah anus, gerakan gesit dan sifatnya agak garang.
Pemijahan
Ikan gurame (Osphronemus gouramy) melakukan pemijahan secara alami di kolam pembesaran yang di dalamnya berisi sarang telur.
Ikan gurame (Osphronemus gouramy) melakukan pemijahan pada waktu yang tidak ditentukan, dengan demikian pengontrolan sarang dilakukan setiap hari pada pagi dan sore.
Pengontrolan dilakukan secara hati-hati agar tidak mengganggu induk gurame yang sedang memijah memijah.
Dalam proses pemijahan induk jantan disibukkan dengan membuat Sarang. Setelah sarang selesai dibuat, induk jantan cepat-cepat merayu induk betina untuk bersama-sama memijah di sarang.
Induk betina akan menyemprotkan telurnya ke dalam sarang melalui lubang sarang yang kecil, kemudian jantan akan menyemprotkan spermanya, Pemijahan ikan gurame ini biasanya berlangsung cukup lama.
Selama masa pemijahan induk jantan bertugas menjaga sarangnya. Setelah pemijahan selesai, giliran induk betina yang bertugas menjaga keturunannya, dengan terlebih dahulu menutup lubang sarang dengan ijuk atau rerumputan kering.
Sarang yang telah berisi telur dapat ditandai dengan kondisi sarangnya telah tertutup, adanya bau amis disekitar kolam serta terdapat minyak atau lemak pada permukaan air disekitar sarang.
Pengambilan sarang harus dilakukan dengan hati-hati supaya setelah sarang terangkat dari tempatnya maka secepat mungkin dimasukkan ke dalam ember yang telah diisi air kolam pemijahan.
Sarang yang dipanen kemudian dimasukkan ke dalam bak yang berisi air, bak ini berfungsi sebagai tempat memisahkan telur dari sarang.
Cara memisahkan telur dari sarang :
- Siapkan 2 bak dan gelas plastik kecil/akua kecil
- Masukkan air ke dalam 2 bak
- Masukkan sarang telur ke bak yang telah berisi air
- Ambil sarang telur kemudian tarik ujung ijuk secara perlahan supaya tidak pecah
- Setelah selesai memisahkan telur dari sarangnya, lalu ijuk dimasukkan kembali ke dalam bak supaya telur yang masih menempel di ijuk bisa diambil kembali
- Ambil telur menggunakan gelas plastik lalu masukkan ke dalam akuarium
Pemeliharaan Larva
Telur ikan yang menetas akan berubah menjadi larva. Dari telur yang dihasilkan, sebagian telur ada yang hidup dan ada yang mati/rusak.
Telur yang hidup ditandai dengan warnanya kuning cerah dan transparan sedangkan telur yang mati ditandai dengan warnanya agak kusam, keputih-putihan dan tidak tembus cahaya.
Telur mati atau rusak apabila dibiarkan akan diselubungi oleh selaput putih yang diduga adalah jamur. Agar tidak terjadi penularan maka telur yang telah mati harus dipisahkan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari tingginya tingkat kemaatian larva.
Pertama, faktor internal yang berasal dari perkembangan biologis larva itu sendiri. Kedua, faktor eksternal seperti kualitas air dan pakan.
Pemberian pakan larva sebaiknya disesuaikan dengan besar bukaan mulutnya. Sebelum larva dewasa , diberikan makanan hidup seperti artemia dan cacing sutra.jika sudah mencapai umur 2-3 minggu benih dipindah ke bak pendederan.