Cara Menanam Jagung di Sawah Dengan Baik dan Benar!! – Tanaman jagung (Zea mays) memiliki adaptasi yang luas dan dapat ditanam di lahan kering, lahan hujan, persawahan, dan rawa. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan struktur lempung, lempung berdebu, lempung berpasir dengan struktur tanah rapuh, ventilasi dan drainase yang baik. Pengembangan jagung di lahan rawa merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi jagung nasional. Secara umum, tanaman jagung dapat tumbuh di hampir semua jenis tanah, termasuk tanah berlumpur. Namun untuk mencapai produksi yang maksimal, kondisi lahan dengan keasaman tanah (pH)> 6,8 dan kandungan hara N, P, K pada kriteria suhu sedang sampai tinggi dan kejenuhan Al <15% serta tidak tergenang air. Bagaimana cara menanam jagung Dirawa? Di bawah ini kami menjelaskan caranya.
Cara Menanam Jagung di Rawa
-
Varietas Adaftip
Pemilihan varietas adaptif sangat dianjurkan saat menanam jagung di rawa-rawa. Beberapa varietas yang adaptif di lahan rawa antara lain (1) Hibrida: Bima 4, Bima 5, Bima 6, Bisi 2, dan Bisi 16, dan (2) Komposit: Sukmaraga, Arjuna, Srikandi Kuning 1.
-
Bibit Berkualitas
Penggunaan benih bermutu tinggi dan berlabel juga sangat dianjurkan saat menanam jagung di rawa-rawa. Benih yang bermutu harus mempunyai kemurnian genetik (kemurnian benih minimal 98%), mutu fisiologis (daya tumbuh benih 80%) dan mutu fisik (tercemar benih 2%), kadar air 12% dan masa berlaku benih tidak. mencapai batas kadaluwarsa. Jenis benih ada empat golongan, yaitu jenis benih (BS), benih dasar (BD), benih induk (BP), dan benih sebar (BR). Saat penanaman untuk produksi benih, digunakan benih yang satu kelas di atas kelas benih yang akan diproduksi. Misalnya, jika ingin menghasilkan benih dasar maka kelas benih yang digunakan adalah jenis benih. Penggunaan benih kelas BR cukup untuk konsumsi.
-
Persiapan Lahan
Penyiapan tanah bisa dilakukan secara mekanis dengan cara dibalik atau manual dengan cangkul. Untuk pengelolaan air perlu dibuat saluran drainase dengan jarak antar saluran 6 – 8 m dan panjangnya sesuai dengan ukuran tanah dengan lebar 6 mm 0,5 m dan kedalaman 0,3 m. Jagung akan diklasifikasikan sebagai tanaman yang tidak tahan terhadap kelebihan atau kekurangan air. Oleh karena itu ketersediaan air harus diperhatikan agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Dolomit dan pupuk kandang digunakan sebagai pembenah, dosisnya disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah. Ketika pH tanah adalah 3,5 sampai 4,5 dolomit, yang diberikan dengan kecepatan 2 hingga 3 t / ha, ketika pH tanah> 4,5, dolomit menjadi dengan kecepatan 1 hingga 2 t / ha diberikan, Sedangkan dosis untuk pupuk kandang 2-3 t / ha. Ha. Cara pengaplikasian kedua bahan penguat tersebut dicampur lalu ditambahkan ke lubang tanam.
-
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang tanam dengan jarak 75 x 40 cm dengan 2 batang / lubang atau 75 x 20 cm dengan 1 batang / lubang. Populasi jagung optimal per hektar adalah 66.600 tanaman. Sebelum ditanam, benih harus diberi perlakuan 2 g / kg metalaxyl benih untuk mengendalikan penyakit bulai. Kebutuhan benih 15-20 kg / ha. Penyulaman dapat dilakukan pada saat benih tidak tumbuh guna mencapai populasi yang optimal.
-
Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan dengan 75-87,5 kg urea + 100-200 kg SP36 + 37,5-150 kg KCl per hektar pada 7-10 HST, pupuk kedua 150-175 kg urea + 12,5-50 kg KCl per hektar pada 28- 30 HST dan pupuk ketiga 75-87,5 kg urea per hektar pada 40-45 HST. Pupuk dioleskan pada lubang 10 cm dari tanaman, kemudian ditutup dengan tanah.
-
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dilakukan dengan dua cara yaitu mekanis (manual dengan tangan atau gulma) dan kimiawi menggunakan herbisida kontak (paraquat) dan sistemik (glifosat dan sulfosat). Fase kritis jagung melawan gulma terletak pada dua bulan pertama pertumbuhannya. Oleh karena itu, waktu pengendalian yang tepat adalah pada fase vegetatif sebelum tanaman berbunga dan fase generatif setelah tanaman berbunga.
-
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Hama utama yang sering menyerang tanaman jagung di lahan basah adalah ulat spodoptera, lalat biji, cacing tanah, batang tongkol dan tongkol jagung, sedangkan penyakit utamanya adalah bulai, karat daun, bercak daun, tongkol dan busuk biji. Metode pengendalian HPT disarankan menggunakan konsep Pengendalian Hama / Penyakit Terpadu (PHT) melalui penggunaan varietas tahan, benih berkualitas, kebersihan lingkungan, kultur teknis (tanam serentak, pergiliran tanaman, pengelolaan air dan penggunaan pupuk berimbang), pestisida (nabati dan kimia).
-
Panen dan Pasca Panen
Ciri-ciri tanaman jagung siap panen adalah bijinya mengeras dan terbentuk lapisan hitam minimal 50% pada setiap baris biji, batang tanaman mengering, dan kulit jagung berwarna coklat. Sebelum dipanen, bagian atas tongkolnya bisa dipotong dan dijadikan pakan ternak. Jagung kupas dipanen saat 100-120 HST, tergantung varietasnya dengan jagung rebus segera dipanen di bawah sinar matahari, dan bila kadar air mencapai 20% jagung rebus bisa dikupas dengan alat pengupas jagung. Biji yang telah dikupas dikeringkan kembali hingga kadar air 14%. Benih yang telah dikeringkan sudah dikantongi dan siap dipasarkan. Jika cuaca tidak memungkinkan jagung rebus mengering, jagung dapat dikeringkan di petak untuk menghindari kerusakan benih akibat jamur.
Demikian sedikit pembahasan mengenai Cara Menanam Jagung di Sawah Dengan Baik dan Benar!! semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare 🙂
Baca juga artikel lainnya tentang: