Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan induk kerapu macan dilakukan pada bak terkontrol, induk kerapu macan dipelihara pada bak yang terbuat dari semen dengan panjang 7 meter, lebar 5 meter serta memiliki kedalaman 3 meter yang dilengkapi dengan aerasi.
Saluran air yang masuk dari sisi yang satu dan saluran pembuangan dari sisi yang berlawanan. Agar induk tetap sehat, dalam wadah pemeliharaan dilakukan sirkulasi air atau penggantian air dengan sistem air mengalir selama 24 jam.
Kepadatan induk sebaiknya tidak lebih dari 8 kg/m3, sehingga berat total induk 149 kg membutuhkan bak dengan volume 19 m3. Bak induk yang dipakai mempunyai volume 56 m3 sehingga kebutuhan bak sarana sudah terpenuhi.
Untuk menjaga kesehatan induk di lakukan pencucian bak dua kali sebulan dengan cara bak disiram dengan kaporit 100 ppm untuk membunuh bibit penyakit lalu bak digosok sampai kotorannya hilang dan dicuci sampai bersih.
Pakan yang diberikan untuk induk adalah ikan rucah segar dan cumi-cumi dengan dosis 3 % dari berat induk. Pakan diberikan sebanyak satu kali sehari pada pukul 08.00. Frekuensi pemberian pakan satu kali sehari pada pagi hari.
Seleksi Induk
Salah satu kunci keberhasilan dalam usaha pembenihan adalah ketersediaan induk yang bagus.
Oleh karena itu perlu dilakuakan seleksi calon induk menurut ukuran serta memenuhi syarat untuk di pijahkan, yaitu harus sehat tubuh tidak cacat induk kerapu yang matang gonad di ketahui dari morfologinya.
Sebelum proses penyeleksian, terlebih dahulu dilakukan pembiusan untuk menghindari induk stress, pembiusan menggunakan Ethyleneglycol monopheyl ether 100 ppm.
Obat bius dimasukan ke dalam kotak Styrofoam berukuran 80x40x40 cm3 yang telah di isi air laut setinggi 20 cm. Obat bius yang dimasukan ke dalam bak sebanyak 6,5 ml.
Induk di tangkap satu-persatu dan di masukan ke dalam kotak Styrofoam. Kegiatan seleksi di lakukan apabila induk telah terlihat hilang kesadaran yang di tandai tubuhnya akan miring dan jika di pegang tidak meronta.
Induk Betina
Secara visual,ukuran tubuhnya lebih besar daripada induk jantan, warna tubuhnya cerah dan pergerakannya lambat.
Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad dilakukan kanulasi dengan selang kanula dengan diameter 1 mm dimasukan kelubang genital sedalam 4-6 cm kemudian dihisap secara perlahan-lahan.
Telur yang di hisap berwarna kekuningan, berbentuk bulat dan telur terpisah satu dengan yang lainnya. Telur kemudian diamati menggunakan mikroskop dan diameter terlur lebih dari 450 μm.
Dengan seleksi induk diharapkan induk yang akan dipijahkan benar-benar matang gonad sehingga telur yang dihasilkan berkualitas baik.
Induk Jantan
Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad induk jantan diklakukan dengan metode striping secara perlahan-lahan dari perut sampai ujung genitalnya.
Striping secara perlahan-lahan dengan tujuan menghindari keluarnya sperma berlebihan dan terjadinya kerusakan organ dalamnya.
Tingkat kematangan induk jantan ditentukan oleh kekentalan sperma hasil stripping.
Apabila sperma yang keluar berwarna putih susu maka induk siap pijah, induk jantan siap dipijahkan jika memiliki sperma dengan ciri berwarna putih susu dan kental.