Teknik dan Cara Pembenihan Ikan Kerapu Macan Pada Bak Beton

Posted on

Pemanenan Dan Grading

Pemanenan larva dilakukan pada umur 25 hari karena telah melampaui masa kritis dan morfologinya telah sempurna, panjang larva telah mencapai ukuran 16-18 mm.

Pemanenan larva dilakukan secepat mungkin dan sangat hati-hati untuk menekan seminimal mungkin hal-hal yang menyebabkan kesetresan larva, karena sifat larva yang sangat sensitive terhadap goncangan.

Pemanenan dilakukan pada pagi hari, yang sebelumnya larva sudah dipuasakan. Pemanenan dilakukan setelah larva menjadi benih yang sudah siap untuk dipindahkan ke bak-bak pendederan.

Sebelum dilakukan pemanena ikan dipuasakan terlebih dahulu atau dilakukan pemberokan.

Pemanenan larva dilakukan dengan cara memasukan tudung saji secara perlahan –lahan di dekat benih yang bergerombol, sehingga dengan sendirinya benih akan masuk bersamaan air kedalam tudung saji tersebut.

Apabila kepadatan benih tinggal sedikit, maka pemanenan larva dilakukan dengan cara menurunkan air pemeliharaan sampai ± 30 cm.

Kemudian larva ditangkap dengan gayung secara hati-hati dan dikumpulkan pada ember yang diberi aerasi setelah itu dipindahkan ke bak pendederan,

Pada saat pemeliharaan larva kebak pendederan dilakukan grading untuk penyeragaman ukuran larva pada bak pendederan.

Grading dilakukan untuk mengurangi kanibal, mencegah terjadinya persaingan memperoleh pakan.

Grading adalah memisahkan ukuran ikan besar dari ikan yang kecil, sehingga ukuran ikan relatif lebih seragam sehingga dapat menekan kematian ikan karena kanibal.

Di bak pendederan larva dipelihara selama 20 hari sampai menjadi benih umur 60 hari.

Selama pemeliharaan larva sampai umur 25 hari jumlah larva yang diperoleh 8000 ekor, pada bak 1 jumlah tebar awal sebesar 8000 ekor setelah berumur 25 hari menjadi 4500 ekor sehingga didapatkan SR sebesar 56,25 % lebih rendah dibanding pada bak 2 padat tebar awal sebesar 8000.

Kemudian berkurang menjadi 5000 ekor sehingga memiliki SR sebesar 62,5 %, hal ini dikarenakan tingkat kanibalisme pada bak 1 lebih tinggi dibandingkan tingkat kanibalisme pada bak 2 mengakibatkan nilai SR lebih rendah dibandingkan bak 2.

Contoh Tabel Jumlah larva yang dihasilkan sampai umur 25 hari.

 

 

Jumlah tebar awal (ekor) Jumlah akhir

(ekor)

SR

(%)

Bak 1 8000 4500 56,25 %
Bak 2 8000 5000 62,5 %

Grading bertujuan untuk menyeragamkan ukuran benih, mengurangi sifat kanibalisme dan mengurangi persaingan dalam mendapat makanan.

Grading dilakukan setiap 3-4 hari sekali atau jika ukuran benih tidak seragam. Grading dilakukan dengan alat bantu berupa tudung saji, gayung dan ember untuk menangkap benih dan tempat grading.

Pemilihan benih dilakukan satu persatu sesuai dengan ukuran benih apabila telah seragam benih dimasukkan lagi ke bak pemeliharaan.

Grading atau pemilahan ukuran adalah salah satu kegiatan dalam pendederan untuk menyeleksi sekaligus memilah-milah benih sesuai dengan ukurannya

Pemanenan benih dilakukan pada umur 60 hari dengan panjang benih berkisar 47-48 mm atau sesuai permintaan pembeli. Sebelum panen, benih dipuasakan terlebih dahulu satu hari satu malam.

Pemuasaan dalam jangka waktu tertentu, bertujuan menurunkan proses pencernaran, baik yang bersifat mekanik maupun kimiawi, yang mengubah makanan menjadi bahan yang mudah diserapdan diedarkan keseluruh tubuh melalui darah.

Pada proses pencernaan akan dibutuhkan energy yang secara langsung berkaitan dengan kebutuhan oksigen, dimana oksigen diperlukan pada proses oksidasi untuk memproduksi bioenergi dari penguraian bahan makanan sehingga dengan tiadanya bahan yang harus dicerna.

Secara tidak langsung juga akan menurunkan kebutuhan oksigen. Ketiadaan bahan untuk dicerna juga akan meniadakan sisa hasil pencernaan yang berupa kotoran, kencing dan energy panas yang berpotensi meningkatkan kekeruhan, konsentrasi ammonia dan kenaikan suhu pada media pengangkutan.

Ammonia yang dihasilkan dari sisa pencemaran dan metabolisme dilaporkan bersifat racun pada tingkat 0,6 ppm dalam media air.

Semakin tinggi konsentrasinya didalam media air, mengakibatkan ammonia darah meninggi yang berdampak pada kegiatan metabolisme. Pemuasaan dan penurunan suhu media akan mengurangi pengeluaran ammonia.

Contoh Tabel Jumlah benih yang dihasilakn sampai umur 60 hari

Bak pemeliharaan Jumlah tebar awal

(ekor)

Jumlah akhir

(ekor)

SR

(%)

Bak 1 2.000 1400 70 %
Bak 2 2.000 1125 56 %
Bak 3 2.000 1200 60 %
Bak 4 2.000 1375 68 %

Pada bak 1 jumlah tebar sebesar 2000 ekor dan selama 60 hari jumlah benih yang tersisa sebesar 1400 ekor, sehingga SR mencapai 70 % bak 1 memiliki nilai SR yang paling tinggi dari bak yang lainnya, dikarenakan penyeragaman benih yang sudah baik.

Sehingga mengurangi resiko kanibalisme, sedangkan bak 2 memiliki nilai SR yang rendah yaitu 56 % dari keempat, hal ini terjadi karena pada bak 2 kematiannya lebih tinggi dibandingkan dengan bak lainnya. Hal ini di akibatkan dari sifat kanibalisme

Persiapan Bak Benih

Bak pemeliharaan benih berbentuk empat persegi panjang yang terletak di ruangan semi tertutup. Bak terbuat dari semen dengan volume 103 dan dinding bak dicat biru.

Pada sudut bak dibuat melengkung agar tidak ada titik mati. Untuk mencukupi kebutuhan oksigen dalam bak pemeliharaan larva dilengkapi dengan aerasi, saluran pemasukan dan saluran pengeluaran.

Bak pendederan dapat terbuat dari bak semen atau bak fiberglass yang tahan terhadap benturan dan beban atau tekanan air sesuai dengan volume yang ditentukan.

Sebelum digunakan terlebih dahulu bak dan peralatan yang dipakai seperti selang aerasi, batu aerasi, timah pemberat dan peralatan lainnya disiram dengan kaporit 100 ppm kemudian dicuci sampai bersih.

Hal ini dilakukan untuk mensterilkan semua peralatan supaya bebas dari penyakit seperti bakteri dan jamur.