Pemijahan Induk
-
Persiapan wadah pemijahan
Persiapan kolam pemijahan sangat penting untuk dipersiapkan guna untuk proses pemijahan. Persiapan kolam pemijahan diawali dengan conditioning yaitu dengan membersihkan kolam dari hal yang dapat mengganggu proses pemijahan seperti lumpur yang berlebihan, keong mas, tutut, kijing dan anak ikan yang tersisa dari kolam, ikan pengganggu atau hewan lainnya sebagai hama bagi proses pemijahan ikan nila.
Dalam persiapan kolam pemijahan kolam sesudah dibersihkan dikeringkan selama 1-2 hari tergantung pada lama penyinaran matahari terhadap laju kering dasar kolam, setelah kering kolam diisi air dengan tinggi 60 – 100 cm, luas kolam pemijahan 600 m2 dan pada inlet dipasang jaring agar tidak masuk sampah sedangkan pada oulate dipasan sosog atau bubu untuk menghindari keluarnya larva ikan nila.
Sesudah air terisi dilakukan pemupukan dengan pupuk kandan dengan dosis 250 – 1000 g/m2 guna untuk tumbuhnya pakan alami.
-
Sampling Kematangan Gonad
Sampling kematangan gonad dilakukan secara kasat mata dengan melihat bagian tubuh pada induk betina maupun pada tubuh ikan nila jantan.
Induk yang akan dipijahkan memilki kteria yaitu memilki tubuh yang sehat tidak cacat atau telah matang gonad baik untuk ikan jantan maupun ikan betina.
Ciri induk ikan jantan yang matang gonad ditandai dengan keluarnya cairan putih apabila ikan jantan distriping dan alat kelaminnya berwarna kemerahan, sedangkan induk betina memilki ciri matang gonad terlihat pada perutnya yang membesar ( buncit ) dan alat kelamin atau urogenital terlihat kemerahan.
-
Penebaran Induk
Setelah kolam pemijahan dan sempling kematangan gonad induk baik induk jantan dan betina sudah selesai maka dilakukan penebaran induk.
Penebaran induk pada proses pemijahan ini dilakukan pada kolam G5 dengan luas 600 m2 yang memiliki ketinggian air 100 cm dan air dialirkan dengan debit 1 L/S pada saluran inlet dipasang jaring untuk mencegah masuknya sampah dan pada saluran outlate dipasang bubu, air yang masuk dan keluar disetting sama.
Induk ditebar dengan perbandingan 1 : 1 antara jantan dan betina. Induk yang ditebar memilki bobot 250 – 500 gram induk betina dan induk jantan 250 – 1000 gram. Induk yang ditebar sebanyak 520 induk betina dan 520 induk jantan.
Induk yang ditebar adalah ikan nila hasil dari seleksi famili yang memilki prosedur seleksi sebagai berikut :
-
METODE SELEKSI IKAN NILA
Penebaran induk dilakukan dengan proses aklimitisasi agar induk tidak mengalami stress akibat dari perpindahan. Induk diambil dari kolam yang berbeda antara induk betina dan jantan.
Induk diambil dengan teknik jebakan dan penyurutan kolam yang setelah dipanen dimasukan ke dalam kolam pemijahan.
-
Proses Pemijahan
Proses pemijahan induk nila ini berlangsung selama 45 hari atau 60 hari. Ikan akan memijah pada minggu kedua atau kurang lebih hari ke 14 setelah induk ditebar.
Ikan yang memijah akan membuat sarang berbentuk lingkaran bila dilihat dari atas dan membentuk cekungan tanah pada dasar kolam. Induk betina akan mengeluarkan telur pada sarang dan induk jantan akan mengeluarkan sperma untuk membuahi telur.
Ikan ini biasanya mijah pada saat sore hari pada saat matahari kan terbenam, ikan kan berada pada sarang yang telah dibuat oleh induk jantan.
Induk betina ikan memilki fekunditas 1500 – 2000 telur tergantung pada ukuran ikan, pemijahan berlangsung selama kurang lebih 15 menit dan induk memijah 40 % dari populasi pemijahan.
Setelah terjadi pembuahan telur oleh sperma induk jantan, telur akan menetas 2-3 hari dan daya tetas telur ikan nila lebih dari 95 %. Telur memilki diameter 2,3 – 3,0 mm, warna kuning dan memilki bobot 6 -8 mg.
Setelah menetas larva ika nila ini akan berada dalam mulut induk betina selama 6-7 hari. Larva ikan nila pada hari ke 5 akan terlihat habis kuning telurnya dan larva sudah bisa berenang dan keluar dari mulut induk betina. Larva akan muncul kepermukaan setelah berumur 15 – 20 hari, dapat berenang sempurna untuk mencari makanan.
Induk ikan nila mempunyai umur produktif untuk memijah selama 2 tahun. Untuk mejaga kualitas induk maka pemijahan massal dilakukan selama 45 hari dengan kontrol pemijahan yang terkontrol dalam mengamati pemijahan induk ikan nila, kerena proses pemijahan ikan nila tidak serempak memijah, sehingga perlu mengontrol hasil produktif anakan nila untuk menghindari pemangsaan oleh anakan yang sudah lebih tua umurnya dibandingkan dengan umur anakan yang umurnya lebih rendah.
-
Pemanenan Larva
Pemanenan larva merupakan proses produksi yang berperan penting untuk menghasilkan larva yang memuaskan pada pemijahan masal ikan nila.
Larva yang dihasilkan dari proses pemijahan induk ikan nila GGPS (Great Grand Parent Stock) ini mengahasilkan larva GPS ( great parent stock ).
Dalam pemanenan larva dikolam pemijahan dilakukan dipanen secara terus menerus selam proses pemijahan berlangsung.
Pemanenan larva dilakukan pada hari ke 15 – 20, setelah ikan berenang ke permukaan air, larva dipanen setiap hari pada pagi hari berkisar jam 08.00 sampai jam 12.00.
Pemanen larva dilakukan dengan jebakan oleh hapa, anco, dan scopnet, pemanenan dengan hapa atau jaring dipasang dikolam pemijahan, untuk menarik perhatian larva ikan nila ini pada hapa diberi pakan tenggelam, begitu pun dengan anco dipasang pada tempat dekat inlet dengan diberi pakan tenggelam.
Setelah didiamkan beberpa saat hapa dan anco diangkat dengan hati–hati, larva yang ada dalam anco maupun hapa dimabil dengan menggunkan scopnet yang kemudian di tampung pada ember.
Apabila pada ember penuh maka larva di tampung pada hapa yang sudah disiapkan sebelum pemanenan.
Hapa didalam kolam juga dipasang hati-hati supaya tidak masuknya hewan atau ikan pengganggu yang dapat memangsa larva.
Pemanen larva dilakukan dengan mengelilingi kolam pemijahan untuk menangkap larva ikan nila yang menyebar dipinggir kolam menggunakan anco dan scopnet atau seser.